A.
Pengertian Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih
mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan
informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas
(Rahayu, 2006).
Number Heads
Together pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk (1993). Model NHT
adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan
pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung
pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan
sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan
tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab
pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan
dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan
untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008).
Menurut Kagan (2007) model pembelajaran NHT ini
secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi,
mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga
siswa lebih produktif dalam pembelajaran.
Numbered Heads Together adalah metode pembelajaran
yang menuntut keseriusan siswa dalam belajar. Karena pada pelaksanaanya guru
akan melakukan evaluasi secara acak pada siswa dengan memilih nomor yang telah
diberikan sebelumnya.Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik. Tipe ini
dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa
dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman
mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Meskipun memiliki banyak persamaan
dengan pendekatan yang lain, namun pendekatan ini memberikan penekanan pada
penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola perilaku
siswa.
NHT adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan memastikan pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa (Ibrahim, 2000:28).
NHT adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan memastikan pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa (Ibrahim, 2000:28).
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together merupakan suatu model
pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok dalam menyelesaikan
permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran dan mengembangkan motivasi dan prestasi belajar
yang lebih baik. Metode ini menunjang keterlibatan semua anggota kelompok dalam
memecahkan suatu masalah. Setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab dan
kesempatan yang sama untuk menyampaikan ide dan pendapat dalam diskusi
kelompok. Dalam tipe NHT ini, guru menunjuk salah satu siswa dari tiap kelompok
tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok
masing-masing dalam menjelaskan apa yang telah mereka pelajari. Keungulan pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together
yaitu untuk menumbuh kembangkan kedisiplinan, minat, kerjasama, keaktifan dan
tanggung jawab siswa karena metode
diskusi kelompok model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together
menekankan kemampuan siswa secara individual meskipun dilaksanakn secara
berkelompok, dan kegiatan pembelajaran benar-benar berpusat pada siswa, guru
hanya sebagai fasilitator. Sedangkan kelemahannya adalah penerapan yang akan di
lakukan butuh waktu yang lebih lama.
B. Unsur-Unsur Model Pembelajaran Tipe Numbered Heads Together
a. Sintakmatik
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk
pada konsep Kagen dalam Ibrahim dengan tiga langkah yaitu :
a) Pembentukan
kelompok;
b) Diskusi masalah;
c) Tukar jawaban
antar kelompok
b. Sistem sosial
Sistem
sosial adalah situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam model tersebut.
Suatu tata aturan yang dirancang dan disepakati untuk dijalankan dalam proses
pembelajaran. Aturan pembentukan kelompok berdasarkan kesepakatan guru dengan
peserta didik.
Aturan dalam
pembelajaran misalnya dengan pembentukan kelompok dimana dalam pembentukan
kelompok dengan cara berhitung 1-8, dimana anak yang memiliki nomor 1-8 menjadi
satu kelompok dan begitu seterusnya.
c.
Prinsip Reaksi
Prinsip
Reaksi adalah pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru
melihat dan memperlakukan para pelajar termasuk bagaimana seharusnya pengajar
memberikan respon terhadap mereka.
Dalam
pembelajaran menggunakan model NHT pada mulanya guru sekilas memberikan materi
awal, misalnya tentang penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya, guru
memberikan LKS kepada semua kelompok yang sudah ditentukan untuk didiskusikan.
Dalam
kegiatan diskusi guru berkeliling dan memberikan bantuan kepada kelompok dalam
menyatukan berbagai pendapat yang ada dari masing-masing anak didalam kelompok
tersebut. Ataupun menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti oleh kelompok
tersebut.
Guru
memancing pemikiran siswa dengan memberikan contoh-contoh yang spesifik agar
perhatian siswa terpusat pada materi. Memberikan bantuan kepada anggota
kelompok agar tetap aktif.
d.
Sistem Pendukung
·
Bahan ajar
Bahan ajar yang digunakan yaitu
berupa materi yang disiapkan dan disampaikan oleh guru yaitu tentang
penggolongan hewan berdasarkan jenis makananya sebagai penunjang dalam kegiatan
belajar mengajar.
·
Media Belajar
Untuk memudahkan siswa agar
dapat memahami materi yang disampaikan
oleh guru. Disini guru menggunakan media visual(gambar) dengan menggunakan PPT
yang diproyeksikan oleh LCD dan menggunakan media gambar yang dimodivikasi.
e.
Dampak Instruksional dan Dampak pengiring
Dampak
instruksional adalah hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan
siswa pada tujuan yang diharapkan. Sedangkan dampak pengiring adalah hasil
belajar lainya yang dihasilkan oleh suatu proses belajar mengajar sebagai
akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langung oleh siswa tanpa
mengarah langsung dari pengajar.
C. Tujuan model pembelajaran Number Head Together (NHT)
Menurut Ibrahim dan Herdian (2009:7)
tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT
yaitu :
1.
Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan
untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2.
Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan
agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar
belakang.
3.
Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi
tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau
pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Dengan model
NHT diharapkan dapat membangkitkan minat siswa dalam mengungkakan pendapat
dalam bentuk rangkaian kata dan kalimat. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa peningkatan kemampuan merangkai kata secara runtut sangat diperlukan
sekali guna membantu mengembangkan hasanah Bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari sebagai alat komunikasi atau meningkatkan rasa nasionalisme.
D. Langkah-Langkah (Sintaks) Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head
Together (NHT)
Langkah-langkah
(sintaks) pelaksanaan NHT pada hakikatnya hampir sama dengan diskusi kelompok,
yang rinciannya adalah sebagai berikut:
1. Siswa
dibagi ke dalam kelompok-kelompok.
2. Masing
–masing siswa dalam kelompok diberi nomor.
3. Guru
memberikan tugas/pertanyaan pada masing-masing kelompok untuk mengerjakannya.
4. Setiap
kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat
dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.
5. Guru
memanggil salah satu nomor secara acak.
6. Siswa
dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi
kelompok mereka.
Langkah-langkah tersebut kemudian
dikembangkan oleh Ibrahim (2000:29)
menjadi enam langkah sebagai berikut :
1.
Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan
rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2. Pembentukan
kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5
orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama
kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang
ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan
belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal
(pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau
buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang
diberikan oleh guru.
4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan
yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh
guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang
bersifat umum.
5.
Memanggil nomor anggota
atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di
kelas.
6.
Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang disajikan.
E.
Manfaat
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
Ada beberapa
manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil
belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara
lain:
1. Rasa
harga diri menjadi lebih tinggi
2. Memperbaiki
kehadiran
3. Penerimaan
terhadap individu menjadi lebih besar
4. Perilaku
mengganggu menjadi lebih kecil
5. Konflik
antara pribadi berkurang
6. Pemahaman
yang lebih mendalam
7. Meningkatkan
kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8. Hasil
belajar lebih tinggi
9. Nilai-nilai
kerja sama antar siswa lebih teruji
10. Kreatifitas
siswa termotivasi dan wawasan siswa berkembang, karena mereka harus mencai
informasi dari berbagai sumber.
F. Kelebihan
dan Kekurangan Metode Numbered Heads Together
Kelebihan metode Numbered Head Together (NHT)
sebagai berikut :
- Menumbuh kembangkan kedisiplinan, minat, kerjasama, keaktifan dan tanggung jawab
- Setiap siswa menjadi siap semua.
- Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
- Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
- Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok.
Kelemahan metode Numbered Head Together (NHT)
sebagai berikut :
- Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
- Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.
- Waktu yang dibutuhkan banyak.
- Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
0 komentar:
Posting Komentar