Katerampilan Berbahasa Indonesia
A.
Pengertian
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan
berbahasa merupakan sesuatu yang pentinguntuk dikuasai setiap orang. Dalam
suatu masyarakat, setiap orang saling berhubungan dengan orang lain dengan cara
berkomunikasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa keterampilan berbahasa adalah salah
satu unsur penting yang menentukan kesuksesan mereka dalam berkomunikasi.
B.
Menfaat
Keterampilan Berbahasa
Kita
dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan, dan fakta yang disampaikan oleh
orang kepada kita.
C. Aspek Keterampilan Berbahasa
Keterampilan
berbahasa (language skills) mencakup
empat keterampilan berikut.
1. Keterampilan
menyimak (listening skills)
2. Keterampilan
berbicara (speaking skills)
3. Keterampilan
membaca (reading skills)
4. Keterampilan
menulis (writing skills)
|
Ciri-ciri
|
Lisan
|
Tulisan
|
|
Reseptif
|
Mendengarkan
|
Membaca
|
|
Produktif
|
Berbicara
|
Menulis
|
Dalam
memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan
yang teratur: mula-mula, pada masa kecil, kita belajar menyimak/mendengarkan
bahasa, kemudian berbicara, membaca, dan menulis.
1.
Keterampilan
menyimak (listening skills)
a.
Pengertian
Menyimak
Menyimak
merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.
Menurut
Bistok, (via Sutari, dkk, 1997:21) menyimak adalah suatu rentetan proses, mulai
proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, menyimpan, dan menhubunkan
penafsiran itu denga seluruh pengetahuan dan pengalaman.
macam tujuan dalam kegiatan menyimak yang dilakukan orang yan pada umumnya,
yaitu: mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta atau informasi
yang ada, mendapatkan inspirasi, mendapatkan hiburan, dan memperbaiki kemampuan
berbiacara.
b.
Ragam
Menyimak
Tarigan
(2006: 35), menggambarkan aneka ragam menyimak sebagai berikut.
c.
Teknik
Menyimak
Menyimak
bukanlah suatu kegiatan satu arah. Langkag pertama dari kegiatan keterampilan
menyimak ialah proses psikomotorik untuk menerima gelombang sauara melalui
telinga dan mengirimkan implus-implus tersebut proses otak. Namun, proses tadi
hanyalah permulaan dari suatu proses interaktif ketika otak bereaksi terhadap
implus-implus tadi untuk mengirimkan sejumlah mekanisme kognitif dan afektif
yang berbeda.
d.
Tujuan
Pembelajaran Menyimak
Semi
(1993: 98) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran menyimak pda semua jenjang
pendikan pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Persepsi,
yakni ciri kognitif dari proses mendengarkan yang didasarkan pemahaman
pengetahuan tentang kaidah-kaidah kebahasaan.
2. Resepsi,
yakni pemahaman pesan atau penafsiran pesan yang dikehendaki oleh pembicara.
e. Teknik
Pembelajaran Menyimak
Tarigan
(1986: 52-73) mengemukakan beberapa macam teknik pembelajaran dalam menyimak,
sebagi berikut.
1. Dengar-
Ulang Ucap
2. Dengar-
Tulis (Dikte)
3. Dengar-
Kerjakan
4. Dengar-
Terka
5. Memperluas
Kalimat
6. Menemukan
Benda
7. Siman
Berkata
8. Bisik
Berantai
9. Menyelesaikan
Cerita
10. Identifikasi
Kta Kunci
11. Identifikasi
Kalimat Topik
12. Menyingkat/Merangkum
13. Parafrase
14. Menjawab
Pertanyaan
2.
Keterampilan
berbicara (speaking skills)
a.
Pengertian
Berbicara
Berbicara
adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat
produktif.
Keterampilan
berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan memproduksi arus sistem bunyi
artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, keinginan kepada
orang lain.
b.
Ragam
Berbicara
1. Pidato
Pidato
adalah berbicara didepan umum. Pidato bersifat ilmiah disebut ceramah. Teks
pidato adalah bahn tulis yang digunakan untuk berpidato/berceramah.
2. Diskusi
Diskusi
berasal dari bahasa latin: discutere , yaiyu
membeberkan maslah. Dalam arti luas diskusi berarti memberikan jawaban atas
pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif. Dalam arti
sempit, diskusi berarti tukar-menukar pikiran yang terjadi didalam kelompok
kecil dan kelompok besar.
3. Menyampaikan
Pengumuman
Menyampaik
pengumuman berarti menyampaikan suatu hal yang perlu diketahui oleh khalayak
ramai. Kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk pidato. Ciri-ciri yang harus
diperhatikan dalam membaca pengumuman diantaranya, yaitu volume suatu harus
lebih keras, intonasi yang tepat, dan gaya penampilan yang menarik.
4. Menyampaikan
Argumentasi
Salah
satu proses komunikasi untuk menyampaikan argumentasi karena harus
mempertahankan pendapat, yaitu debat.
5. Bercerita
Bercerita
adalah pendongeng, pendongeng dapat berhasil dengan baik apabila bisa
menghidupkan cerita tersebut.
6. Musyawarah
Musyawarah
mengandung arti perundingan, yaitu membicarakan sesuatu supaya mencapai kata
yang sepakat.
7. Wawancara
Wawancara
(interview) merupakan salahs atu
keterampilan berbicara yang digunakan sebagai metode pengumpulan bahan berita.
c.
Teknik
Pembelajaran Berbicara
Tujuan
keterampilan berbicara akan mencakup pencapaian hal berikut.
1. Kemudahan
berbicara
2. Kejelasan
3. Bertanggung
jawab
4. Membentukan
pendengaran yang kritis
5. Membenuk
kebiasaan
3.
Keterampilan
membaca (reading skills)
a.
Pengertian
Membaca
Membaca
adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan dengan
tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan
penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan.
b.
Ragam
Membaca
Jazir
Burhan (1976) mengemukakan ada beberapa jenis membaca, antara lain
membacaintensif, membaca kritis, membaca cepat, membaca untuk keperluan
praktis, dan membaca utuk keperluan studi.
1. Membaca
Intensif
Membaca
intensif adalah membaca yang dilakukan dengan hati-hati dan telit sekali, dan
biasanya cara membacanya lambat-lambat. Tujuannya adalah untuk memahami
keseluruhan bahan bacaan itu sampai kepada bgian yang sekecil-kecilnya.
2. Membaca
Kritis
Kegiatan
membaca merupakn jenis kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, bukan
hanya memcari kesalahan belaka. Penggunaan teknik mambaca kritis memberikan
manfaat berupa penilaian yan beralasan serta pemahaman yang mantap sebagai
akibat keterlibatan yang mendalam denagan bahan bacaan.
3. Membaca
Cepat
Membaca
cepat merupakan jenis kegiatan membaca yag sangat penting pada era yang menuntut segala
sesuatunya serba cepat seperti sekarang ini.
Skiming dan
Scanning adalah keterampilan membaca
yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien dapat
menlong kita memberikan keputusan yang tepat terhadapat bahan-bahan itu.
4. Membaca
untuk Keperluan Praktis
Kegiatan
membaca praktis merupakan penerapan kegiatan membaca secara praktis dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Membaca
untuk Keperluan Studi
Membaca
untuk studi ialah membaca untuk memahami isi buku secara keseluruhan, baik
pikiran pokok maupun pikiran-pikiran penjelas sehingga pemahaman yang
komprehensif (mendalam dan untuh) tentang isi buku tercapai. Untuk memcapai
membaca studi perlu melakukan persiapan tertentu dan mengetahui metode yang
efektif dan efisien.
c.
Teknik
Membaca
1.
Teknik
Membaca Pre Reading Plan (PReP)
Teknik
membaca Pre Reading Plan dikembangkan
oleh Langer pada tahun 1981 dengan tujuan sebagai berikut: 1. Memberikan
kesempatan kepada murid/mahasiswa untuk mengemukakan gagasan yang ada dalam
bacaan dan memperluas gagasan tersebut serta mengevaluasinya dan 2. Menyediakan
suatu prosedur bagi guru/dosen untuk mengukur pengetahuan murid/mahasiswa
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya sebelum membaca.
Prosedur Penggunaan Teknik PreP
a. Melibatkan
murid-murid/para mahasiswa dalam Diskusi Kelompok
Proses
pelaksanaan diskusi terdiri atas tiga langaka.
Langkah
1
Asosiasi awal dengan konsep (apa
yang muncul dalam pikiran anda ketika.....)
Guru/dosen
perlu ,mendorong murid/para mahasiswa melakukan curah pendapat (brainstorming) dengan beberapa pertnyaan
( Apa yang muncul dalam pikiran Anda ketika...?Apa yang Anda pikirkan
mengenai........? Apa yang mungkin Anda lihat, dengar, rasakan.....? Apa yang
mungkin terjadi selanjutnya...........? ) ketika murid/ mahasiswa mengembangkan
gagasan, guru/dosen mencatatnya dipapan tulis.
Langkah
2
Refleksi mengenai Asosiasi Awal
(Apa yang membuat Anda memikirkan tentang...?)
Selama
langkah kedua ini, murid-murid/para mahasiswa diminta menerangkan asosiasi yang
telah dikembangkan pada langkah pertama. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong
murid-murid menyadari dasar pengembangan asosiasi yang dilakukan sendiri dan
yang dilakukan oleh teman-temannya, dan mengevaluasi kegunaan gagasan-gagasan
mereka.
Langka
3
Reformasi Pengetahuan (Apakah Anda
mempunyai gagasan-gagasan baru tentang..........?)
Pada
langkah ini, guru/dosen menanyakab ==n kepada murid-murid/para mahasiswa apakah
mereka mempunyai gagasan-gagasan baru atau gagasan-gagasan yang perlu diubah
atau diperjelas. Langkah kedua sering diakhiri dengan munculnya ide-ide baru,
sendangkah langkah ketiga memberikan kesempatan jika ada perubahan,
pengulangan, revisi, atau penambahan. Peran guru/dosen dalam ketiga langkah
tersebut adalah menerima dan menunjukkan rasa ingin tahu, bikan mengevaluasi
dan mengkritik.
b. Menganalisis
Tanggapan Murid/Mahasiswa
Kegiatan
ini memberikan kesempatan kepada guru/dosen untuk memperoleh informasi
diagnostik yang diperlukan untuk menetukakan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan murid-murid/para mahasiswa. Langer mengusulkan agar para guru/para
dosen menganalis asosiasi-asosiasi yang dikembangkan oleh murid/para mahasiswa.
Ia menawarkan petunjuk-petunjuk untuk menentukan apakah murid/mahasiswa
mempeoleh pengetahuan secara bail, kurang baik, atau sangat kurang baik,
sebagai berikut.
1) Murid-murid/para
mahasiswa yang memiliki pengetahuan sedikit tentang suatu konsep pada umumnya
memusatkan pada asosiasi-asosiasi tingkah rendah, yaitu morfem (prefiks,
sufiks, atau kata dasar), kata-kata yang mudah dikenal, atau pengalaman yang
tidak begitu relevan.
2) Muridimurid/para
mahasiswa ayng memiliki informasi agak banyak sebelum membaca, pada umumnya
dapat menyebutkan contoh-contoh, sifat, atau menjelaskan ciri-ciri konsep.
3) Murid-murid/para
mahasiswa yang memiliki reformasi yang banyak tentang suatu topik sebelum
membaca, pada umumnya membarikan informasi yang menunjukkan bahwa mereka dapat
mengintegrasikan konsep tersebut dengan konsep-konsep yang lebih tinggi
tingkatnya. Tanggapan-tanggapan mereka mungkin berbentuk analogi, definisi,
hungungan, dan konsep-konsep superordinat (yang lebih luas).
2.
SQ3R
SQ3R
merupakan metode membaca yang makin populer dan banyak digunakan. Metode ini
dianggap sebagai metode membaca yang cukup efektif dan dapat menghasilkan
pemahaman yang baik. SQ3R ialah metode membaca untuk menemukan ide-ide pkok dan
pendukung ide pokok juga membantu pembaca dapat mengingat lebih lama. SQ3R
mencakup lima langkah kegiatan secara berurutan yaitu.
Langkah
1: Survey (penelaahan pendahuluan)
Langkah
2:Question (bertanya)
Langkah
3: Read (baca)
Langkah
4: Recite (mengutarakan kembali)
Langkah
5: Review (menulang kembali)
d.
Pembelajaran
Membaca dan Pembinaannya
4.
Keterampilan
menulis (writing skills)
a.
Pengetian
Menulis
Menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan
suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Fungsi
dan tujuan menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.
b.
Ragam
Tulisan
1. Narasi
Narasi
adalah jenis karangan yang menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman
berdasarkan urutan waktu (kronologis).
2. Deskripsi
Deskripsi
adalah jenis karangan yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek apa
adanya, sehingga pembaca ikut juga merasakan, mengalami, melihat, dan mendengar
apa yang ditulis si pengarang itu.
3. Eksposisi
Eksposisi
adalah jenis karangan yang bertujuan menambah pengetahuan pembaca dengan cara
memaparkan informasi secara akurat.
4. Argumentasi
Argumentasi
adalah jenis karangan yang bertujuan mempengaruhi pembaca dengan bukti-bukti,
alasan, Tu pendapat yang kuat, sehingga gagasan yang dikemukakan penulis dapat
diyakini/dipercaya oleh pembaca.
c.
Teknik
Penulisan
Kemampuan
menulis bisa dikembangkan dengan cara (1) sering menulis berdasarkan kegunaan (purpose) spesifik atau audience spesifik, (2) memahami fakta
bahwa “menulis” adalah “menengok kembali” (writing
is revising) atau memperdalam keahlian Anda, (3) memperoleh pengalaman editing yang akan bermanfaat tidak
hanya untuk menulis akan tetapi secara keseluruhan bermanfaat untuk
pengembangan kemampuan riset dan auditory
atau observasi, dan (4) memublikasikan tulisan.
d.
Tujuan
Pembelajaran Menulis
Keraf
mengemukakan tujuan pengajaran keterampilan menulis sebagai berikut.
1. Peserta
didik mampu memilih dan menata gagasan dengan penalaran yang logis dan
sistematis.
2. Peserta
didik mempun menuangkannya ke dalam bentuk-bentuk tututan bahasa Indonesia
sesuai kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
3. Peserta
didik mampu menuliskannya sesuai dengan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
4. Peserta
didik mampu memilih ragam bahasa Indonesia sesuai konteks komunikasi.
Sumber: Dr. Sunarti,M.Pd dan Deri
Anggraini, S.Pd. buku Keterampilan Berbahasa