Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs

Pages

Welcome To My Blog

http://tutorialterkini.blogspot.com/2013/02/animasi-cinta-bergerak-download-kata.html
Senin, 16 Juni 2014
ARTIKEL
PROVINSI SUMATERA UTARA (MEDAN)
  Untuk memenuhi tugas mata kuliah IPS 2 yang dibina
            oleh DHINIATY GULARSO, S.SI, M.Pd.

       Oleh:
     Suryati                                               (12144600122)
Kelas A4-12

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2014

Ibu kota provinsi Sumatera Utara adalah Medan. Provinsi Sumatera Utara (Medan) mempunyai wilayah seluas 70.687 km persegi. Provinsi ini terkenal akan hasil-hasil pertaniannya. Penduduk asli provinsi ini adalah suku/orang Batak.
A.    Kebudayaan suku Batak
Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa Indonesia yang terletak di Sumatera Utara. Nama Batak merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur. Suku bangsa yang dikategorikan ke dalam suku Batak yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Mereka adalah orang-orang kuat,cerdas, dan keras.mereka memiliki budaya yang kuat dan mempunyai persatuan yang  kokoh. Dimana pun orang batak berada mereka selalu membentuk persatuan dan rasa solidaritas mereka sangat tinggi. Ini karena kebudayaan batak yang mengajarkan seperti itu.Orang batak pun mempunyai harga diri yang tinggi. Mereka tidak akan pernah mau mengemis untuk meminta sesuatu. Mereka adalah pekerja keras. Mereka berani untuk mengadu nasib dikota besar. Mereka mampu menguasai perekonomian suatu daerah. Dimana pun orang batak tinggal, mereka pasti punya usaha untuk membangun dirianya agar lebih maju.
Perkawinan dan Kekerabatan
Kebudayaan batak khususnya perkawinan,memiliki tradisi yang kental.menurut tradisi perkawinan budaya batak, orang batak hanya bisa menikah dengan orang batak yang berbeda klan. Maksudnya, orang batak yang akan menikah harus mencari pasangan hidup yang marganya berbeda. Namun, jika orang batak menikah dengan bukan orang batak, dia harus terlebih dahulu diadopsi oleh suatu marga batak. Sementara itu, untuk prosesi pernikahannya, menurut kebudayaan batak, pernikahan orang batak dilakukan di gereja karena mayoritas suku batak beragama kristen. Dalam pernikahan adat batak, seluruh warga mempelai menggunakan kain kebanggaan suku batak, yaitu ulos. Dalam sistem kekerabatan budaya batak yang berdomisi didaerah pedalaman atau daerah pedesaan disebut huta atau kuta. Penyebutan huta atau kuta tersebut menurut istilah batak karo. Dalam kebudayaan batak, umumnya, satu huta ditempati satu keluarga yang berasal dari marga yang sama. Selain itu, adapula sistem kekerabatan lainnya, yaitu kelompok kekerabatan  yang disebut marga teneh . marga teneh adalah sekelompok pariteral yang merupakan keturunan pendiri dari kuta. Marga itu terkait oleh simbol-simbol atau unsur-unsur budaya batak, misalnya nama marga. Namun, bisa dikenali dari marga batak atau nama belakang yang melekat pada orang tersebut
B.     Rumah Suku Batak

Pondasi rumah adalah hal yang terpenting, dibuat dengan formasi berbentuk segi empat, dipadu tiang dan dinding yang kuat. Makna dari pondasi ini sendiri adalah saling bekerja sama demi memikul beban yang berat. Untuk bagian atas rumah, ditopang oleh sebuah tiang yang biasa disebut tiang “ninggor” dibantu oleh kayu penopang yang lain. Tiang “ninggor” ini lurus dan tinggi, orang suku Batak memaknainya sebagai simbol kejujuran. Untuk menjunjung tinggi kejujuran, perlu didukung oleh rasa keadilan (disimbolkan oleh kayu penopang pada “ninggor”). Di bagian depan atap terdapat “arop-arop” bermakna harapan untuk bisa hidup layak. Lalu ada “songsong boltok” untuk menahan atap, yang punya arti bila ada pelayanan tuan rumah yang kurang baik sebaiknya dipendam dalam hati saja.
C.    Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh orang Batak adalah bahasa Batak. Tapi sebagian juga ada yang menggunakan bahasa Melayu. Setiap puak memiliki logat yang berbeda-beda. Orang Karo menggunakan Logat Karo, sementara logat Pakpak dipakai oleh Batak Pakpak, logat Simalungun dipakai oleh Batak Simalungun, dan logat Toba dipakai oleh orang Batak Toba, Angkola dan Mandailing.

D.    Makanan khas Suku Batak

Saksang adalah masakan dari Suku Batak, selalu disajikan di acara-acara adat. Tradisionalnya saksang menggunakan daging babi dan darahnya sebagai salah satu bumbu pokoknya.




E.     Alat Musik Suku Batak


Musik tradisi masyarakat Batak Toba disebut sebagai gondang. Ada tiga arti untuk kata “gondang”: 1. Satu jenis musik tradisi Batak toba; 2. Komposisi yang ditemukan dalam jenis musik tsb. (misalnya komposisi berjudul Gondang Mula-mula, Gondang Haroharo dsb; dan 3. Alat musik “kendang”. Ada 2 ansambel musik gondang, yaitu Gondang Sabangunan yang biasanya dimainkan diluar rumah dihalaman rumah; dan gondang Hasapi yang biasanya dimainkan dalam rumah. Gondang Sabangunan terdiri dari sarune bolon (sejenis alat tiup-“obo”), taganing (perlengkapan terdiri dari lima kendang yang dikunci punya peran melodis dengan sarune tsb), gordang (sebuah kendang besar yang menonjolkan irama ritme), empat gong yang disebut ogung dan hesek sebuah alat perkusi (biasanya sebuah botol yang dipukul dengan batang kayu atau logam) yang membantu irama. Musik tradisi masyarakat Batak disebut sebagai gondang. Ada tiga arti untuk kata “gondang”: 1. Satu jenis musik tradisi Batak; 2. Komposisi yang ditemukan dalam jenis musik tsb. (misalnya komposisi berjudul Gondang Mula-mula, Gondang Haroharo dsb; dan 3. Alat musik “kendang”. Ada 2 ansambel musik gondang, yaitu Gondang Sabangunan yang biasanya dimainkan diluar rumah dihalaman rumah; dan gondang Hasapi yang biasanya dimainkan dalam rumah.
Gondang Sabangunan terdiri dari sarune bolon (sejenis alat tiup-“obo”), taganing (perlengkapan terdiri dari lima kendang yang dikunci punya peran melodis dengan sarune tsb), gordang (sebuah kendang besar yang menonjolkan irama ritme), empat gong yang disebut ogung dan hesek sebuah alat perkusi (biasanya sebuah botol yang dipukul dengan batang kayu atau logam) yang membantu irama.
F.   Agama
Istilah Parmalim merujuk kepada penganut agama Malim. Agama Malim yang dalam bahasa Batak disebut Ugamo Malim adalah bentuk moderen agama asli suku Batak. Agama asli Batak tidak memiliki nama sendiri, tetapi pada penghujung abad kesembilan belas muncul sebuah gerakan anti kolonial. Pemimpin utama mereka adalah Guru Somalaing Pardede. Agama Malim pada hakikatnya merupakan agama asli Batak, namun terdapat pengaruh agama Kristen, terutama Katolik, dan juga pengaruh agama Islam.
Agama ini tidak mengenal Surga atau sejenisnya,sepeti agama umumnya, selain Debata Mula jadi Na Bolon (Tuhan YME) dan Arwah-arwah leluhur, belum ada ajaran yang pasti reward atau punisnhment atas perbuatan baik atau jahat, selain mendapat berkat atau dikutuk menjadi miskin dan tidak punya turunan. Tujuan upacara agama ini memohon berkat Sumangot dari Debata Mula jadi Na bolon (Tuhan YME), dari Arwah-arwah leluhur, juga dari Tokoh-tokoh adat atau kerabat-kerabat adat yang dihormati, seperti Kaum Hula-hula (dari sesamanya). Agama ini lebih condong ke paham Animisme. Agama ini bersifat tertutup, masih hanya untuk suku Batak, karena upacara ritualnya memakai bahasa Batak, dan setiap orang harus punya marga, tidak beda dengan agama-agama suku-suku animisme dibelahan bumi lainnya, sifatnya tidak universal.
Tuhan dalam kepercayaan Malim adalah "Debata Mula Jadi Na Bolon" (Tuhan YME) sebagai pencipta manusia, langit, bumi dan segala isi alam semesta yang disembah oleh "Umat Ugamo Malim" ("Parmalim").
G.    Lokasi
Suku bangsa Batak dari Pulau Sumatra Utara. Daerah asal kediaman orang Batak dikenal dengan Daratan Tinggi Karo, Kangkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Toba, Mandailing dan Tapanuli Tengah. Daerah ini dilalui oleh rangkaian Bukit Barisan di daerah Sumatra Utara dan terdapat sebuah danau besar dengan nama Danau Toba yang menjadi orang Batak. Dilihat dari wilayah administrative, mereka mendiami wilayah beberapa Kabupaten atau bagaian dari wilayah Sumatra Utara. Yaitu Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, dan Asahan.